Dibandingkan ratusan juta tahun lalu, jumlah kromosom Y atau disebut juga kromosom laki-laki makin menyusut dan dikhawatirkan habis dalam waktu ratusan tahun mendatang. Apakah dengan demikian pada suatu saat nanti laki-laki akan punah?
Ilmu pengetahuan mengenal kromosom X sebagai kromosom perempuan dan kromosom Y sebagai kromosom laki-laki. Perempuan memiliki pasangan kromosom XX dan laki-laki memiliki pasangan kromosom XY, meski ada juga kelainan genetik yang membuat orang punya 3 kromosom misalnya XXY sehingga tidak jelas jenis kelaminnya.
Satu hal yang hingga kini selalu menjadi pertanyaan para ahli adalah, mengapa tidak pernah ada pasangan kromosom YY pada laki-laki padahal ada pasangan kromosom XX pada perempuan? Para ahli mengatakan, saat ini jumlah kromosom Y pada laki-laki memang menyusut dibanding ratusan juta tahun silam.
Menurut sebuah penelitian, proses evolusi yang terjadi pada manusia membuat kromosom Y pada laki-laki makin menyusut. Sebagai perbandingan, diperkirakan jumlah kromosom Y saat ini hanya 3 persen dibandingkan dengan 200 juta hingga 300 juta tahun silam.
Tiap sel dalam tubuh manusia memiliki 2 kromosom dan sepaket DNA (deoxyribo nucleic acid) yang isinya adalah informasi genetik. Ketika sel tersebut membelah diri, pasangan kromosom itu akan saling bertukar informasi genetik lewat sebuah proses rekombinasi yang diibaratkan seperti mengacak 2 pak kartu remi lalu membaginya lagi menjadi 2 pak.
Namun berbeda dari 45 kromosom lain dalam tubuh manusia, kromosom Y tidak memiliki informasi genetik apapun di dalamnya. Akibatnya dalam proses rekombinasi, kromosom Y tidak pernah mendapatkan pasangan yang sesuai dan selalu dipasangkan dengan kromosom X.
"Kromosom Y tidak punya kesempatan untuk bertahan, sebab tidak pernah ada 2 kromosom Y dalam satu sel," kata Jennifer Hughes, seorang ahli genetika dari Whitehead Institute di Cambridge, Massachussets seperti dikutip dari Livescience, Kamis (23/2/2012).
Namun untungnya, sebuah penelitian terbaru pada kera Makaka (macaque) memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penyusutan jumlah kromosom Y. Dalam beberapa ratus tahun terakhir memang terjadi penyusutan, namun dipastikan tidak akan habis sama sekali.
Spesies kera yang diperkirakan mulai berpisah dari garis kekerabatan dengan manusia sejak 6 juta tahun silam ini dilaporkan juga mengalami penyusutan kromosom Y. Penyusutan pada kera terjadi lebih cepat, namun kenyataannya spesies ini masih memiliki jenis kelamin jantan dan betina hingga saat ini.
Kesimpulan sementara yang ditarik para ahli adalah, ancaman kepunahan jenis kelamin laki-laki terlalu dibesar-besarkan. Penyusutan jumlah kromosom Y memang terjadi dengan sangat pesat pada beberapa ratus tahun pertama, namun setelah itu akan stabil dan tidak akan mungkin pernah habis.